Selasa, 19 November 2013

BENCANA-BENCANA TERBESAR DALAM SEJARAH DI INDONESIA

1.   Gunung Kelud (Kediri Jawa Timur)
  •  Meletus 19 Mei 1919
  •  Korban 5.115 orang.
Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas gunung Kelud pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160 orang meninggal. Letusan terjadi pada  tengah malam antara tanggal 19 dan 20 Mei 1919 yang ditandai dengan suara dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan.
Hujan  abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur. Di Bali hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei 1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m3 abu terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar  100 juta m3 batuan andesit. Secara keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud.




2.  Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra)
  •  Meletus, 26 Agustus 1883
  •  Korban 36.417 orang
Bayangkan apa yang terjadi 129 tahun lalu, ketika Gunung Krakatau meletus tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1883.  Daya ledaknya saja diperkirakan 30.000 kali lipat bom atom Nagasaki dan Hiroshima di Jepang. Suara letusannya terdengar hingga Australia (Alice Spring) dan bahkan Afrika (Pulau Rogrigues) sejauh 4.653 km. Dan korban jiwa mencapai lebih dari 36.000 jiwa.

Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan menimbulkan tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di sepanjang Merak hingga Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan.

Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan selama dua hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim global sedang terjadi.

3.   Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Meletus tahun 1815
  • Korban 92.000 orang 
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter kubik. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap letusan mencapaiketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke BumiLetusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.

4.   Gempa Bumi Sumatera Barat 2009


Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Bara.
Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.

5.   Gempa Tektonik 6.2 SR di Yogyakarta
  • Gempa terjadi pada tanggal 27 Mei 2006
  • Korban 6.234 orang 
Gempa mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada SR. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta.
Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari yang "membangunkan" warga Yogyakarta dan sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan ribu orang dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi hari, gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang yang berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri ketika gempa belangsung. Berdasarkan informasi data terbaru yang diterima dari Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang luka-luka.
6.   Tsunami Ende ( Flores-Nusa Tenggara Timur )
  • Gempa terjadi pada tanggal 12 Disember 1992
  • Korban 2100 orang
Gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw terjadi pada di lepas pantai utara bagian timur Pulau Flores, Indonesia, jam 05:29 GMT (13:29 waktu setempat) pada tanggal 12 Desember 1992. Getaran ini juga dirasakan di pulau Bali, 700 km ke barat. Gempa ini juga memicu serangkaian tsunami, yang sampai di pantai Flores hanya dua menit setelah gempa pertama, dan mencapai setiap bagian dari pantai utara dalam waktu lima menit. Pusat gempa berada terletak sekitar 35 km barat laut Maumere, yang merupakan kota terbesar di pulau Flores. Patahan yang diakibatkan gempa terbentang antara pusat gempa di dekat Tanjung Batumanuk dan Tanjung Bunga, di ujung timur laut pulau. Panjang sesar adalah sekitar 110 km, dan lebar adalah sekitar 35 km. Lebih dari 1.000 gempa susulan yang direkam oleh tim survei lapangan dari Jepang selama periode panjang minggu dari 30 Desember-5 Januari. Pantai di sebelah barat Tanjung Batumanak itu terangkat, dengan pergeseran antara dari 5 -. 1.1m Subsidence terjadi di sisi timur, mencapai 1.6m di desa Kolisia (terletak 25 km barat laut Maumere)
Secara total hampir 2.000 orang meninggal dan 18.000 rumah rusak akibat tsunami. Hal yang menarik dari kejadian di Pulau Babi  ini adalah korban tewas berjenis kelamin perempuan hamper dua kali lipat dari yang berjenis kelamin laki-laki 

7.   Tsunami  di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika
  • Gempa dan Tsunami terjadi pada tanggal 26 Desember 2004
  •  Korban lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias). 
Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara

Sumber  :
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/08/27/129-tahun-meletusnya-gunung-krakatau-26-agustus-1883-26-agustus-2012-488438.html
http://www.scribd.com/doc/45658843/Bencana-Terbesar-yg-pernah-terjadi-di-Indonesia-dan-Dunia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar