National

EKSOTISNYA GOA JEPANG DIBUKIT TINGGI




Berwisata ke Bukittinggi tidaklah lengkap apabila Anda belum berkunjung ke salah satu goa paling terkenal di Sumatra, yakni Goa Jepang atau Lubang Jepang.
Secara geografis keberadaan Goa Jepang atau Lubang Jepang ini terletak di Bukit Sihanok Bukittinggi yang berada dalam kawasan objek wisata Taman Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat.

Goa buatan ini berukuran sekitar 1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang diizinkan untuk dimasuki wisatawan. Tenang saja, dengan ukuran tersebut, Anda sudah akan puas melihat-lihat seisi goa dengan nuansa penjajahan masa lalu yang seolah dapat kita rasanya secara nyata.

Dengan rongga berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga, membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melewatinya.
Meskipun istilah Goa memberikan kesan horor, namun Anda tetap akan merasa aman saat melangkah memasuki goa ini. Diameter lorong yang berukuran 3 hingga 4 m ini diterangi cahaya neon di tiap sisi. 
Hanya saja, meski sudah di semen dan diberikan puving block pada sebagian lantainya, bagian dinding tetap dipertahankan sebagaimana awalnya yaitu bertekstur sekat yang dahulu dimaksudkan sebagai peredam gema suara di dalam goa.
Kesan penjajahan semakin kuat jika Anda memperhatikan bekas guratan senjata yang menghiasi dindingnya.

Sebelum berhasil memijakkan kaki Anda di dalam goa, terlebih dulu Anda akan dibawa menuruni 132 anak tangga. Perlu waspada ekstra di sini sebab tangga tersebut cukup curam. Perkiraan kedalaman goa ini dari permukaan tanah adalah 40 m dengan panjang  dan lebar lorong sekitar 1470 m dan 2 m. Sebagaimana layaknya sebuah tempat perlindungan, Anda akan menemukan ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang sidang di posisi lebih dalam goa, ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Konon, sejarah mengungkap tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di dalam penjara. Bagian ujung liang goa mengarah di Sungai Sianok.

Selanjutnya, Anda akan bertemu dengan ruang penyergapan di lorong utama. Sepanjang lorong, Anda dapat melihat empat lorong lain sebagai jalan keluar nantinya setelah Anda puas menjelajahi Goa Jepang.
Setibanya di ujung, Anda dihadapkan pada lorong barak militer. Terakhir, Anda tak boleh luput melintasi lorong ruang amunisi dan lorong dengan posisi menanjak sebagai jalan keluar Anda.

sumber :

http://www.gosumatra.com


MISTERI SITUS GUNUNG PADANG, CIANJUR





Situs ini berada di ketinggian 885 m dpl, di Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Di lokasi ini banyak berserakan batuan balok vulkanik yang berpusat di sebuah gunung, bahkan di area persawahan dan di sekitar rumah warga yang tak terhitung jumlahnya.

Situs Gunung Padang atau dalam bahasa sunda Padang yang mempunyai arti Terang ini masih misteri, belum diketahui pasti bentuk awalnya. Para peneliti memperkirakan bentuk asli dari Gunung Padang ini menyerupai Piramida di Mesir dan melebihi besar dari Candi Borobudur. Situs yang diperkirakan ada sebelum Piramida Mesir dan juga situs terbesar se Asia Tenggara dari 5 teras. 


  1. Teras yang pertama disebut dengan pamuka lawang atau (Pembuka Pintu). Di tandai dengan ada dua buah batu yang berdiri posisinya seperti pintu, lokasinya berada paling bawah. 
  2. Teras kedua disebut dengan bukit masigit karena batuan-batuan yang terbentuk di teras tersebut menyerupai masjid. 
  3. Teras ketiga disebut dengan mahkota dunya atau Mahkota dunia. 
  4. Teras keempat ada yang menyebut tapak kujang, ada yang menyebut batu kanuragaan, ada yang menyebut batu kanuragan. 
  5. Sedangkan teras yang paling atas disebut dengan singgasana.

Dalam singkat cerita masyarakat sekitar. Gunung Padang ini merupakan upaya Prabu Siliwangi dalam membangun istana dalam semalam. Dibantu oleh pasukannya, ia berusaha mengumpulkan balok-balok batu yang hanya terdapat di daerah itu. Namun, malam rupanya lebih cepat berlalu. Di ufuk timur semburat fajar telah menggagalkan usaha kerasnya, maka derah itu kemudian ia tinggalkan. Batu-batunya ia biarkan berserakan di atas bukit.
Sampai hari ini arlkeolog peneliti masih melakukan tugasnya dalam meneliti batuan-batuan yang ada di Gunung Padang untuk mengetahui pasti kapan bangunan ini dibangun. Jika benar perkiraan para arkeolog, maka akan merubah peta peradaban dunia. Bahwa bangunan tertua di dunia ada di Indonesia.



Sumber :
http://wisata.javaindonesia.org


7 STASIUN TERTUA DI INDONESIA

1. Stasiun gudang Tambaksari Semarang (1864)



Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.

2. Stasiun Tawang Semarang (1868)



Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun 
Lempuyangan di Yogyakarta.

3. Stasiun Lempuyangan Yogyakarta (1872)



Stasiun Lempuyangan (kode LPN, +114 m) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi Yogyakarta.Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan.

4. Stasiun Buitenzorg atau Bogor


Stasiun Bogor dibangun oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Belanda 1872 sebagai stasiun terakhir untuk jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) dan mulai dibuka pada 1873. Pembukaan jalur ini untuk mempersingkat perjalanan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) yang saat itu masih menggunakan mobil kuda untuk melayani penumpang. Semakin meningkatnya jumlah penumpang yang hilir-mudik Bogor-Jakarta (Jakarta-Bogor) maupun sebaliknya diperlukan ruang-ruang lebih besar agar bisa menampung banyak orang. Pada 1881 dibangun stasiun baru. 
Salah satu ruang di stasiun ini ada prasasti yang didirikan pada 1881. Prasasti itu terbuat dari marmer sebagai persembahan karyawan sebagai ucapan selamat pagi terhadap D Marschalk yang memasuki masa pensiun atas jasanya mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.  

Stasiun Bogor dibangun oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Belanda 1872 sebagai stasiun terakhir untuk jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) dan mulai dibuka pada 1873. Pembukaan jalur ini untuk mempersingkat perjalanan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) yang saat itu masih menggunakan mobil kuda untuk melayani penumpang. Semakin meningkatnya jumlah penumpang yang hilir-mudik Bogor-Jakarta (Jakarta-Bogor) maupun sebaliknya diperlukan ruang-ruang lebih besar agar bisa menampung banyak orang. 
Pada 1881 dibangun stasiun baru. Salah satu ruang di stasiun ini ada prasasti yang didirikan pada 1881. Prasasti itu terbuat dari marmer sebagai persembahan karyawan sebagai ucapan selamat pagi terhadap D Marschalk yang memasuki masa pensiun atas jasanya mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.arsitekturnya pun bergaya Eropa dan berlantai dua dengan hiasan berbagai motif. Seperti geometrik awan, kaki-kaki singa dan relung-relung bagian lantai.Sampai saat ini, Kusen pintu masuk dan jendelanya masih dalam kondisi utuh dengan gaya khas. Bandar yang ada didepannya yang konon bernama wilhemina Park. Bangunan itu sendiri luasnya kurang lebih 5.955 m2 yang dibangun di areal lahan seluas 43.267 m2 lokasi tepatnya di Jalan Nyi Raja Permas Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah.


5.   Stasiun Ambarawa (1873)



Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah, yang memiliki perlengkapan kereta api yang pernah sukses pada zamannya. 
Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. 
Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.

6 Stasiun Kedungjati (1873)




Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.


7.   Stasiun Solo Balapan (1873)



Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93 m) adalah stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873).

EKSOTISNYA GOA JEPANG DIBUKIT TINGGI



Berwisata ke Bukittinggi tidaklah lengkap apabila Anda belum berkunjung ke salah satu goa paling terkenal di Sumatra, yakni Goa Jepang atau Lubang Jepang.
Secara geografis keberadaan Goa Jepang atau Lubang Jepang ini terletak di Bukit Sihanok Bukittinggi yang berada dalam kawasan objek wisata Taman Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat.

Goa buatan ini berukuran sekitar 1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang diizinkan untuk dimasuki wisatawan. Tenang saja, dengan ukuran tersebut, Anda sudah akan puas melihat-lihat seisi goa dengan nuansa penjajahan masa lalu yang seolah dapat kita rasanya secara nyata.

Dengan rongga berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga, membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melewatinya.
Meskipun istilah Goa memberikan kesan horor, namun Anda tetap akan merasa aman saat melangkah memasuki goa ini. Diameter lorong yang berukuran 3 hingga 4 m ini diterangi cahaya neon di tiap sisi. 
Hanya saja, meski sudah di semen dan diberikan puving block pada sebagian lantainya, bagian dinding tetap dipertahankan sebagaimana awalnya yaitu bertekstur sekat yang dahulu dimaksudkan sebagai peredam gema suara di dalam goa.
Kesan penjajahan semakin kuat jika Anda memperhatikan bekas guratan senjata yang menghiasi dindingnya.

Sebelum berhasil memijakkan kaki Anda di dalam goa, terlebih dulu Anda akan dibawa menuruni 132 anak tangga. Perlu waspada ekstra di sini sebab tangga tersebut cukup curam. Perkiraan kedalaman goa ini dari permukaan tanah adalah 40 m dengan panjang  dan lebar lorong sekitar 1470 m dan 2 m. Sebagaimana layaknya sebuah tempat perlindungan, Anda akan menemukan ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang sidang di posisi lebih dalam goa, ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Konon, sejarah mengungkap tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di dalam penjara. Bagian ujung liang goa mengarah di Sungai Sianok.

Selanjutnya, Anda akan bertemu dengan ruang penyergapan di lorong utama. Sepanjang lorong, Anda dapat melihat empat lorong lain sebagai jalan keluar nantinya setelah Anda puas menjelajahi Goa Jepang.
Setibanya di ujung, Anda dihadapkan pada lorong barak militer. Terakhir, Anda tak boleh luput melintasi lorong ruang amunisi dan lorong dengan posisi menanjak sebagai jalan keluar Anda.

sumber :

http://www.gosumatra.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar